Hindari Ban Meletus di Tengah Jalan Lewat Persiapan Berikut

Hindari Ban Meletus di Tengah Jalan Lewat Persiapan Berikut

Sungguh sial, ketika sedang asyik menggowes, tiba-tiba ban meletus, membuat sepeda jadi oleng. Untungnya tangan sigap dan tangkas mengendalikan stang hingga tak sampai terjatuh. Salah satunya berkat padding pada Avelio Black Phoenix, genggaman tangan pada handgrip makin maksimal. Lalu bagaimana cara mencegah ban meletus ?

Pesepeda kerap dihadapkan pada situasi semacam ini, ban meledak atau meletus di tengah perjalanan. Menjengkelkan memang, tetapi toh terjadi juga, nasib sial bisa menimpa siapa saja dan tak dapat dihindari. Seringkali ban sepeda pecah diakibatkan rider yang kurang cermat, baik dalam memilih ban, mengisi angin, atau memperlakukan tunggangan secara sembarangan. Dan ketika bunyi ‘dhuar!’ terdengar, barulah pesepeda sadar bahwa dirinya sedang dalam masalah.

Pahami Mengapa Ban Bisa Meletus

Sebagian besar kasus ban sepeda pecah diakibatkan karena panas tinggi, ban kedaluwarsa, dan tusukan benda tajam secara mendadak pada waktu menggowes. Penyebab-penyebab lain, seperti salah pilih ukuran ban dan velg, tekanan udara berlebihan, beban terlalu berat, dan penggunaan jenis ban yang kurang tepat, dapat dikategorikan sebagai faktor minor mengapa ban bisa tiba-tiba meletus.

Namun pada dasarnya semua hal terebut bisa diatasi dengan persiapan yang baik. Untuk itu, sobat Avelio perlu mengetahui beberapa tips untuk mencegah ban meletus berikut ini.

 

Mencegah suhu ban terlalu panas

Kalau sobat Avelio masih ingat pelajaran Fisika tingkat SMP, bahwa udara yang terkena suhu tinggi akan memuai, pasti paham kenapa ban tidak boleh kepanasan.

Ketika ban kepanasan udara di dalamnya akan mengembang. Jika hal ini berlangsung dalam waktu lama, volume udara terus bertambah hingga tidak dapat ditampung oleh karet ban dalam. Kemungkinan besar, ban dalam akan meledak karena semakin melar.

Oleh karena itu disarankan untuk tidak menjemur sepeda terlalu lama, atau posisikan agar tidak langsung terkena cahaya matahari. Jika para rider merencanakan perjalanan jauh, alokasikan waktu beberapa menit untuk beristirahat. Di samping melepas lelah, waktu rehat juga bisa digunakan untuk mengistirahatkan dan memeriksa kondisi sepeda.

 

Memilih ban sepeda secara tepat

Kombinasi ukuran ban dan velg harus sesuai, karena ban memiliki kemampuan elastisitas yang terbatas. Produk ban yang beredar di pasaran umumnya berdiameter 26 inci (standar), 27.5 inci, dan 29 inci, dengan lebar tapak berkisar antara 1.5 hingga 3 inci.

Ban dengan diameter besar memiliki kemampuan akselerasi dan stabilitas lebih baik, tetapi kurang dari segi handling. Selain itu, akan membutuhkan tenaga ekstra untuk mengayuh ban berdiameter besar. Di sisi lain, lebar tapak ban berpengaruh terhadap daya cengkeram dan kekuatannya. Artinya, semakin lebar tapak ban, akan semakin kuat untuk menopang beban yang berat.

Seimbangkan ukuran ban dengan diameter velg yang digunakan. Pemilik sepeda MTB standar dengan ban 26 inci sebaiknya tidak mengganti dengan ukuran lebih besar. Kalaupun butuh penyesuaian, pertimbangkan ukuran lebar tapak ban. Sebagai panduan, rider XC biasa menggunakan lebar tapak 1.5 hingga 2 inci, all mountain 2 hingga 2.5 inci, dan lebar 3 inci umumnya dipakai untuk freeride atau downhill.

Perhatikan pula alur ban, karena pemilihan yang salah akan membuatnya berumur pendek. Alur yang kasar dan tegas akan memberikan daya cengkeram, cocok dipakai di jalur terjal. Sedangkan ban halus (slick) disarankan hanya digunakan pada jalanan mulus. Kombinasi keduanya adalah semi-slick, jenis ban untuk berbagai kondisi medan.

 

Mengisi udara dengan akurat

Pada dasarnya semua orang bisa mengisi angin ban sepedanya. Hanya saja, sedikit orang yang benar-benar menyadari bahwa kandungan udara ban sepeda haruslah tepat dan terukur, agar ban awet dan menghasilkan performa maksimal, serta tentu saja, mencegah ban meletus. Angin dalam ban akan berkurang seiring waktu, baik sering dipakai maupun tidak. Maka memompa ban sepatutnya menjadi semacam ritual wajib sebelum berangkat menggowes.

 

Tekanan udara dalam ban distandarisasi dengan satuan PSI (pound-force per square inch).  Rekomendasi tekanan udara ban biasanya tertera di sisi luarnya. Akan tampak kisaran angka PSI terbaik yang disarankan, pastikan tidak kurang atau melebihi angka tersebut.

Kamu akan memerlukan pompa angin, yang bisa diperoleh dengan harga terjangkau di toko-toko aksesoris rider terdekat. Sebaiknya pilih model yang paling ringkas, sehingga mudah dibawa kemana-mana, khususnya saat menggowes. Jika tak punya pompa angin, jangan cemas sebab masih banyak harapan. Temukan SPBU, bengkel motor, atau tukang tambal ban di jalur perjalananmu.

Kamu pun wajib memperhatikan jenis pentil (valve) pada ban sepedamu. Ban sepeda di pasaran umumnya menggunakan salah satu dari 3 jenis pentil ini, yaitu pentil schrader (pentil mobil), pentil presta (pentil prancis, biasa ditemui di sepeda balap high-end), dan pentil woods (pentil dunlop/pentil inggris). Dua jenis terakhir, pentil presta dan pentil woods, biasanya akan memerlukan sebuah konverter/adaptor khusus agar bisa dihubungkan dengan mata pompa biasa.

Isilah angin ban dalam secara cermat. Apabila menggunakan pompa kompresor, sebaiknya tiupkan angin secara bertahap agar tekanannya dapat terkontrol. Ukuran PSI harus akurat, biasanya antara 38 sampai 40 psi. Jika tidak ada keterangan sama sekali soal rekomendasi tekanan, perkirakan sendiri dengan cara memencet permukaan ban. Ketahuilah bahwa tekanan udara yang seharusnya tidak membuat ban terlalu keras dan akan mencegah ban meletus.

 

Persiapan gowes yang cermat

Pada dasarnya rider disarankan untuk langsung mencuci sepeda sepulang menggowes, sehingga kerusakan mudah terdeteksi dan segera bisa ditanggulangi. Jika tidak sempat, luangkan waktu di lain hari. Yang pasti, periksalah kondisi tunggangan secara berkala, khususnya di sektor roda.

Apabila telah terdapat banyak sobekan pada ban luar, pertimbangkan untuk segera menggantinya dengan yang baru. Begitu pun jika ternyata ada tambalan pada ban dalam. Jika jumlahnya lebih dari 3, berarti sudah saatnya dipensiunkan.

Saat memeriksa, coba raba-raba permukaan ban untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang menancap padanya. Jika hasilnya nihil, berarti aman dan mencegah ban meletus.

Kamu perlu memperhatikan juga alur ban dan memastikannya masih dalam kondisi baik. Apabila sudah tipis atau sepeda mudah selip ketika dikendarai, kemungkinan daya cengkram ban telah jauh berkurang, karena umur ban juga hampir berakhir. Coba pertimbangkan memilih ban tubeless agar lebih awet. Tapi pastikan kamu memperlakukan ban tubeless dengan lebih hati-hati.

Sebaiknya tiap pesepeda memiliki pompa portabel yang selalu siap digunakan di mana saja, juga tube repair kit dan ban cadangan. Kalaupun tidak berguna untuk diri sendiri, suatu waktu pasti bermanfaat buat rider lain. Bekali dirimu dengan perkakas darurat tersebut, setidaknya kamu tidak akan cemas berlebihan. Jadi ketika ban sepeda meletus di tengah perjalanan, kamu sudah punya persiapan untuk mengatasinya.

 

Previous 10 tips bersepeda rombongan
Next Toko Sarung Tangan Sepeda Di Semarang

Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/idn1.avelio.com/blog.avelio.com/wp-content/themes/ngetren/includes/single/post-tags-categories.php on line 7

About author

Editor review

Menarik
4.4/5
Lengkap
4.2/5
Edukatif
4/5

4.15

Good
4.15

You might also like

How To 0 Comments

10 Cara Menjaga Pola Makan Sehat Ala Pesepeda Pro

Makanan adalah sumber energi, salah satu penunjang tubuh untuk tetap dalam kondisi prima. Selain bahan makanan bernutrisi, pola makan sehat pesepeda pro juga menjadi penentu kebugaran tubuh. Apalagi jika sobat

How To 0 Comments

Ini 5 jenis makanan yang tepat sebelum bersepeda tanpa bikin ngantuk

Bersepeda merupakan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga. Karenanya, kondisi tubuh haruslah prima saat menjalankannya. Selain istirahat yang cukup, asupan energi juga bisa diperoleh dari konsumsi makanan. Pada artikel ini akan

How To 0 Comments

Persepsi Kelelahan Borg

Skala Persepsi Kelelahan Borg, juga dikenal sebagai RPE (Rate of Perceived Exertion), adalah metode subjektif yang digunakan untuk mengukur seberapa keras Anda merasa bekerja selama latihan fisik. Skala ini membantu

Diskusikan