Mengenal Para Cycling, Balap Sepeda Bagi Rekan-Rekan Difabel
Asian Para Games telah resmi dibuka pada tangal 6 Oktober 2018 lalu di Jakarta. Sekitar 4000 atlet dari 42 negara Benua Asia turut serta, berkompetisi demi perolehan medali emas terbanyak. Indonesia kebagian jatah penyelenggaraan agenda ini, karena kebijakan Komite Olimpiade Asia (OCA) yang mewajibkan tuan rumah Asian Games sekaligus menjadi penyelenggara Asian Para Games di tahun yang sama. Para Cycling merupakan salah satu cabang yang dilombakan.
Seperti diketahui, event olahraga Asian Para Games hanya diikuti peserta dari kalangan atlet berkebutuhan khusus. Kompetisi untuk kemanusiaan kali ini mempertandingkan 18 cabang olahraga (cabor), yang terbagi dalam berbagai nomor. Dan jangan salah, di antara 18 cabang yang dipertandingkan, bersepeda juga termasuk di dalamnya. Namun berbeda dengan cabor bersepeda konvensional, perlombaan ini disebut cabang olahraga para cycling.
Apa itu Para cycling ?
Paracycling adalah cabang olahraga bersepeda khusus bagi atlet penyandang disabilitas. Untuk itu, jenis sepeda yang digunakan pun bermacam-macam, tergantung kondisi fisik pesertanya. Setidaknya ada 3 jenis sepeda, yaitu sepeda konvensional, trike/tricycle atau sepeda roda 3, dan handbike atau sepeda tangan.
Kelas Para Cycling
Umumnya perlombaan pada paracycling akan berlangsung di atas 2 jenis jalur, yakni trek (track) dan jalanan (road). Cabor ini juga terbagi menjadi beberapa kelas atau kategori. Klasifikasi ini berdasarkan pada kemampuan fisik para atlet, begini pembagiannya:
- Kelas C1-C5
Untuk atlet dengan cerebral palsy, amputasi, dan kondisi lain yang dapat mengendarai sepeda roda 2.
- Kelas T1-T2 (sepeda roda 3)
Kelas ini menggunakan sepeda roda 3, mengingat diperuntukkan bagi atlet dengan cerebral palsy, kondisi neurologis kurang sempurna, atau atlet lain yang tidak mampu mengendarai sepeda roda 2.
- Kelas B/Tandem
Untuk atlet dengan gangguan penglihatan. Kelas ini dilakukan secara tandem, menggunakan sepeda roda 2 dengan stang dobel untuk 2 penumpang. Karena tandem, maka kelas B akan diikuti oleh tim beranggotakan 2 orang, salah satunya adalah atlet normal yang berperan sebagai pilot.
- • H1-H5 (sepeda tangan)
Kelas ini menggunakan sepeda tangan, untuk atlet dengan gangguan fungsi kaki atau anggota tubuh bagian bawah lainnya, akibat kelumpuhan atau amputasi. Sehingga atlet akan menggunakan tangan atau lengan untuk mengayuh sepeda, menggantikan fungsi kaki mereka.
Klasifikasi tersebut dilakukan demi menghindari penurunan kondisi atlet akibat mengikuti kompetisi, baik secara fisik maupun mental. Ujian klasifikasi ini biasanya dilakukan menjelang diadakannya kompetisi. Dilakukan oleh seorang penguji profesional dan terlatih yang akan menilai kondisi atlet secara objektif.
Selain 4 kelas di atas, dalam kondisi-kondisi tertentu sebuah perlombaan juga akan menentukan kelas baru bagi atlet peserta. Sifatnya sementara, umumnya hanya berlaku khusus dalam kompetisi tersebut. Seperti pada Asian Para Games kali ini, di mana INAPGOC (komite penyelenggara Asian Para Games) hanya menyelenggarakan 3 kelas perlombaan, yakni kategori H (sepeda tangan), kategori B tandem untuk atlet dengan gangguan penglihatan, dan kategori C (sepeda biasa) untuk atlet tanpa lengan atau kaki.
Sejak Kapan Para cycling Dilombakan?
Para cycling pertama kali diperkenalkan sebagai cabang olahraga untuk tuna netra. Kala itu, sekitar awal ’80-an, perlombaan dilakukan dengan menandemkan pesepeda tuna netra dengan seorang atlet normal yang berperan sebagai pilot, kini disebut kelas B. Hampir tidak bisa ditemukan catatan adanya kompetisi resmi pada tahun-tahun tersebut, hingga ketika Paralympic Games yang diadakan tahun 1984.
Akibat buruknya manajemen penyelenggaraan, dengan sangat terpaksa akhirnya Paralympic Games 1984 berlangsung di dua tempat, yakni New York (AS) dan Stoke Mandeville (Inggris). New York kebagian tugas lebih banyak dengan menampung 1800 atlet difabel, 22 orang di antaranya adalah atlet para cycling.
Paralympic Games 1984 mempertandingkan 7 nomor perlombaan para cycling. Belum ada nomor track waktu itu, jadi balapan hanya dilangsungkan di sirkuit jalanan. Dua pesepeda, Mortem Fromyr dari Norwegia dan Dominique Molle asal Prancis, berhasil memborong masing-masing 2 emas pada kompetisi tersebut. Pada olimpiade difabel Atlanta 1996, barulah untuk pertama kalinya diperkenalkan perlombaan para cycling di lintasan sirkuit trek.
Sejak saat itulah, para cycling kemudian terus menjadi langganan cabang olahraga di penyelenggaraan kompetisi internasional. Jumlah peserta kian bertambah seiring berjalannya waktu, demikian juga dengan nomor yang dipertandingkan, termasuk pada Asian Para Games tahun ini. Saat ini, para cyling telah menjadi bagian dari Union Cycliste Internationale (UCI), badan olahraga bersepeda dunia. UCI pun menyelenggarakan berbagai kompetisi rutin tahunan untuk semua nomor perlombaan.
Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/blog.avelio.com/public_html/wp-content/themes/ngetren/includes/single/post-tags-categories.php on line 7
About author
You might also like
Ngeri, Begini Akibat Fatal Bersepeda Tanpa Perlindungan
Bukan tanpa alasan bahwa bersepeda dikategorikan sebagai olahraga ekstrem. Risikonya tinggi, kecelakaan bisa menimpa siapa saja, termasuk aktivis riding seperti sobat Avelio. Juga kemungkinan mengalami cedera atau terluka parah, bahkan
7 Penyebab Kecelakaan Sepeda yang Paling Sering Terjadi
Sejumlah lembaga survey di beberapa Negara, sebut saja ROSPA (The Royal Society for the Prevention of Accidents) di Inggris, mencatat angka kecelakaan sepeda yang cukup mencengangkan. Pada 2016 lalu sebanyak
Pemanasan Sebelum Bersepeda
Pemanasan sebelum bersepeda sangat penting untuk membantu mencegah cedera dan meningkatkan performa olahraga Anda. Pemanasan umumnya meliputi hampir semua anggota badan. Berikut ini beberapa pemanasan yang dapat dilakukan sebelum bersepeda.