Benarkah Bersepeda Bisa Bikin Pria Impotensi?
Cukup mengagetkan. Mitos soal bersepeda bisa bikin pria impotensi sempat membikin kalangan pecinta sepeda dunia terbelalak. Bukan hanya mengejutkan, bahkan berpengaruh pula pada kecintaan masyarakat (Amerika Serikat) terhadap sepeda, hingga banyak di antara mereka berhenti melakukan aktivitas tersebut.
Temuan itu pertama kali terungkap lewat studi AUA (American Urology Association) berjudul The Schwarzer Study. Studi tersebut memaparkan hasil survei selama 5 tahun (1999-2004) dengan subjek sejumlah pria AS, tentang hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejantanan dan kesehatan saluran air seni. Hasilnya, pria yang bersepeda lebih dari 3 jam dalam seminggu, berisiko sedang dan tinggi untuk mengalami disfungsi ereksi. Tingkat risiko ini lebih buruk daripada mereka yang biasa berolahraga renang atau joging.
Tentu saja hasil studi tersebut amat mengejutkan. Padahal, fakta semacam itu bukan pertama kalinya terungkap. Berabad-abad lalu, fisikawan Yunani, Hippocrates pernah mengidentifikasi terjadinya gangguan seksual pada pria akibat terlalu sering menunggang kuda di atas pelana.
Untungnya, The Schwarzer Study tidaklah sesempurna itu, sehingga harus dipercaya begitu saja. Ada beberapa hal yang menjadi kelemahan studi tersebut. Beberapa di antaranya terkait subjek survei, di mana peneliti mengambil sampel perenang yang rata-rata berusia 10 tahun lebih muda daripada pesepeda, sehingga peluang terjadinya disfungsi ereksi tentu lebih sedikit. Lalu soal margin kesalahan dalam survei, yang akhirnya membuktikan bahwa jumlah gangguan impotensi pada perenang dan pesepeda hasilnya imbang.
Ini yang Sebenarnya Terjadi Tentang Mitos Bersepeda Bisa Bikin Pria Impotensi
Sejauh ini, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bersepeda tidak menimbulkan efek negatif yang lebih tinggi daripada berenang, khususnya dalam kasus gangguan alat vital.
Memang ada kemungkinan pria mengalami masalah ereksi karena terlalu lama di atas sadel. Tapi itupun hanya bersifat sementara, bukan selamanya. Hal ini terjadi karena tekanan terus menerus pada perineum (area di antara anus dan kelamin). Perineum merupakan rumah bagi arteri dan saraf-saraf penyuplai darah menuju alat vital.
Ereksi timbul apabila otak merangsang saraf dan arteri pada perineum untuk mengalirkan darah ke organ kejantanan. Jika suplai darah tidak lancar, otomatis ereksi akan sukar terjadi. Bersepeda dalam waktu lama membuat pria rentan mengalami mati rasa pada bagian perineumnya sehingga kesulitan ereksi. Ini dipengaruhi oleh posisi duduk, karena bentuk sadel yang menyempit, membuat arteri dan saraf-saraf menuju kemaluan terhimpit.
Namun sebenarnya hal tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap masalah kejantanan. Kebanyakan pesepeda hanya akan merasakan mati rasa sementara pada buah zakar, setelah bersepeda melewati rute panjang dalam waktu yang lama. Dan mati rasa bakal hilang setelah beberapa jam, tanpa ada efek menakutkan lain yang terjadi kemudian.
Hindari Risiko Bersepeda Bisa Bikin Pria Impotensi
Kalaupun sudah terlanjur paranoid dan berpikir untuk menghindari aktivitas bersepeda, sebaiknya pertimbangkan dulu beberapa saran berikut. Para ahli sepeda dan kedokteran telah menemukan cara mengurangi risiko terjadinya impotensi pada pesepeda.
1. Pilihan Sadel
Hindari menggunakan sadel yang sempit, dengan hidung depan berbentuk V. Sadel jenis ini memaksa posisi duduk menekan perineum, sehingga menurunkan suplai oksigen ke organ vital. Kursi dengan lapisan gel atau bantalan empuk bisa menjadi pilihan terbaik, dengan moncong hidung tak lebih dari 6 cm panjangnya.
2. Posisi Stang
Posisi stang yang direkomendasikan untuk menghindari impotensi adalah lebih rendah daripada sadel. Ini berarti tumpuan berat badan akan terbagi rata, antara pantat dan kedua tangan, sehingga perineum tidak mendapatkan banyak tekanan.
3. Apparel Lengkap
Kenakan celana khusus bersepeda, berikut celana dalam khusus, yang dilengkapi dengan lapisan empuk peredam getaran (padded bike shorts). Lapisan pelindung ini menyebarkan tekanan ke area lebih luas. Bukan hanya di daerah sekitar alat vital, melainkan ke seluruh selangkangan. Sarung tangan sepeda juga diperlukan untuk membantu mengurangi beban yang timbul saat terjadi getaran. Begitu pula sepatu, yang membantu posisi kaki tetap stabil dalam menyangga tubuh.
4. Intensitas Bersepeda
Jika gejala-gejala mati rasa sudah mulai terjadi, berarti sudah saatnya beristirahat sebentar. Tidak ada salahnya berpuasa mengayuh sepeda selama satu atau dua minggu sampai semua kembali normal. Alokasikan pula waktu beristirahat selama perjalanan bersepeda untuk membebaskan tekanan pada organ selangkangan.
Jadi pada dasarnya tidak ada risiko besar yang mengancam kejantanan pria akibat bersepeda. Sebaliknya, bersepeda malah menyehatkan jantung dan menjaga kebugaran. Lebih mungkin meningkatkan durasi dan frekuensi aktivitas intim suami istri daripada mengurangi intensitasnya atau terpaku pada mitos bersepeda bisa bikin pria impotensi .
Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/blog.avelio.com/public_html/wp-content/themes/ngetren/includes/single/post-tags-categories.php on line 7
About author
You might also like
Ngeri, Begini Akibat Fatal Bersepeda Tanpa Perlindungan
Bukan tanpa alasan bahwa bersepeda dikategorikan sebagai olahraga ekstrem. Risikonya tinggi, kecelakaan bisa menimpa siapa saja, termasuk aktivis riding seperti sobat Avelio. Juga kemungkinan mengalami cedera atau terluka parah, bahkan
Ingin merakit sepeda sendiri? Ini Dia Komponen Sepeda Gunung!
Sepeda gunung, seperti jenis sepeda lainnya, terdiri dari beberapa komponen yang dirangkai sedemikian rupa untuk memberi kenyamanan dan keamanan bagi pengendaranya. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing. Nah, jika kamu masih
Premium Rush. Kurir bersepeda di kota termacet di Dunia
Pernahkah Anda menonton film Hollywood berjudul Premium Rush, yang dibintangi Joseph Gordon-Levitt? Kalau Anda hobi bersepeda dan suka memacu adrenalin dengan mengayuhnya, film ini patut disimak oleh sahabat para pesepeda.